TERASPENDOPO NO FURTHER A MYSTERY

TerasPendopo No Further a Mystery

TerasPendopo No Further a Mystery

Blog Article

Memasuki halaman kedua dari Candi Penataran, terdapat dua buah arca Dwarapala dalam ukuran yang lebih kecil daripada di pintu masuk candi.

Apalagi saat tiba malam hari, teras rumah Joglo anda akan memberikan kesan klasik namun tak kehilangan sisi modernnya berkat lampu-lampu hias yang diberikan pada bagian teras rumah anda.

Setiap kali membahas mengenai desain rumah, pasti tidak ada habisnya mengingat bahwa setiap orang mempunyai hobi dan juga kriteria berbeda mengenai bentuk bangunan mereka.

Desain bangunan tradisional Indonesia kerap kali menjadi acuan untuk membuat hunian modern-day. Para arsitek juga sering memadukan unsur bangunan tradisional ke dalam apartemen atau rumah, pastinya dengan memodifikasinya terlebih dulu.

Rumah Joglo yang dibangun dengan menerapkan design kekinian akan menambah suasana yang nyaman dan juga tampilan yang terlihat mewah.

Bentuknya mirip seperti topi dengan bagian ujung atap yang berbentuk memanjang serta tidak lancip. Tetapi untuk bagian dinding teras dan beberapa sudut lainnya bisa dibuat dengan tampilan desain teras rumah Joglo modern-day bergaya kekinian.

Terdapat beberapa modifikasi yang dilakukan yaitu dengn menghilangkan ornament-ornamen rumah sebagaiman yang sering terlihat di dalam rumah tradisional Jawa, Joglo.

Untuk membuat teras rumah yang cantik dan sesuai dengan bangunan, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan dan pertimbangkan dengan matang, seperti di bawah ini :

Bagian platfon yang terbuka memberikan kesan lebih luas dan juga nyaman karena pencahayaan dapat masuk secara maksimal.

Tapi tak perlu khawatir, untuk urusan lahan sempit, design teras minimalis bisa jadi solusi TerasPendopo yang tepat.

Kalo udah siap, lo bisa kirim pitch ide artikel ke email yang udah disediain di Web site mereka. great luck ya!

Di dekat komplek candi, anda bisa menemukan kolam renang yang cukup besar untuk menampung banyak wisatawan.

Di waktu bersamaan, dalam catatan Sunda yang ada di abad ke fifteen merekam perjalanan dari Kerajaan Sunda yaitu Bujangga Manik, candi ini disebut sebagai tempat ziarah sekaligus belajar agama.

Begitu juga dengan dinding samping yang dibiarkan menggunakan warna semen asli tanpa dilakukan pengecatan ulang.

Report this page